Laman

Rabu, 01 Juli 2015

Senyuman Itu...














 Rasa-rasanya dua hari ini  terasa berat untuk ditinggalkan, biar kondisi sedang puasa yang selalu merindukan buka, namun entah dua hari ini terasa seperti singkat namun meninggalkan bekas yang cukup untuk membuat seorang Aku untuk lebih bersyukur.

 Hey, dua hari ini aku hanya mencoba memadatkan hari-hari yang terasa hampa dengan kegiatan yang mungkin lebih bermanfaat. Tapi siapa sangka, aku yang ditugaskan memberikan setitik pelajaran, namun dibalas 'mereka' dengan seribu senyuman penuh pelajaran.
siapa mereka?
malaikat kah? mungkin saja
seorang rasul (utusan) kah? dalam konten yang berbeda, bisa jadi
yaah, mereka hanya segerombolan kurcaci kecil..
Haha..
hey, jangan tertawa, jangan tertawa jika kau sudah tau siapa mereka..
kau belum tentu lebih baik dari mereka, kau belum tentu lebih tau dari mereka, iya mungkin lebih baik jika kau hanya melihat dengan matamu, tapi jika ditelusuri, hanya tua yang jadi keunggulanmu

bagiku, mereka seperti perantara yang ditugaskan memberikan pelajaran seorang aku yang egois, dan sombong ini sebuah pelajaran..

pelajaran yang mereka berikan cukup simpel..
itu hanya sebuah senyuman kecil, yang kadang terlihat sepasukan kuda putih berbaris dibelakangnya..
hey, tapi lihat efeknya pada seorang aku yang katanya lebih tua, yang katanya lebih tau..
 Ceritanya waktu itu anggap saja mereka sedang megesalkan, di rumah-NYA mereka berlari canda tawa padahal waktu sholat hampir tiba, membuat urat leher sedikit timbul bak polisi tidur, tatapan tajam mengancam itu membantu memberikan peringatan bahwa yang mereka lakukan itu salah! namun mereka membalas dengan senyuman manis mereka sambil berkata "hehe, iya kak maaf" curang! tiba-tiba hati ini jadi dingin kembali, tanpa gengsi tanpa beban mereka minta maaf dan langsung membenarkan posisi mereka agar tak kena marah lagi seakan mereka tahu bahwa wajar jika manusia salah, mungkin itu karena mereka belum punya beban hidup, tapi intinya bukan itu kan, intinya kan pelajaran apa yang bisa kita ambil dari mereka. mereka meminta maaf tanpa malu tak seperti orang jaman sekarang kebanyakan yang enggan minta maaf duluan, yang selalu saja tidak mau disalahkan. miris.
 
aku belajar banyak dari mereka, aku belajar bersyukur hidup di dunia, aku belajar bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, aku belajar menghargai orang lain, aku belajar peduli, aku belajar berbagi, dan aku belajar bagaimana caranya bahagia biar cuma setitik.

tidak menyangka akan dapat pelajaran-pelajaran seperti itu? tentu.. haha semengejutkan itukan rencana-NYA?

Pertama, aku hanya mengira bahwa mereka hanya segerombolan kurcaci pengganggu yang diutus Ratu nya untuk pergi sekedar mengisi waktu daipada menghancurkan istananya..
salahkah prasangka-ku? tentu. Ternyata sang ratu selalu menengok kurcacinya takut apabila mereka terganggu dan kekurangan. lalu masalah pengganggu? awalnya iya, iya jika kamu melihatnya sekilas, coba berhenti sejenak lebih lama, ternyata mereka hanya butuh pengakuan akan kehadiaran dirinya dengan mencari perhatian.

jadi lucu melihatnya, jadi iri dibuatnya, semudah itukah hidup? persetan dengan hari esok, hari ini saja dulu, lupakan saja kemarin, toh sudah lewat kan?

Lalu?
oke, lalu pada suatu waktu mereka berkelahi, sangat lucu mereka berdebat tak penting, ringan namun serius sekali, namun setelahnya tetap mereka bumbui dengan senyuman. sesimpel itukah hidup?

Terima kasih kurcaci-kurcaci pengganggu yang dua hari ini mengacaukan pikiran serta aktifitas si sombong dan si egois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar